Rabu, 06 Februari 2013

Mengenal Jenis Dot



Dot untuk Si Kecil

Dot bayi kini sudah umum digunakan sebagai penunjang kebutuhan bayi untuk minum susu atau sekedar mengempeng. Dot bayi tersedia di toko perlengkapan bayi, mini market, bahkan warung sederhana di sekitar rumah. Kualitas dot tentu bermacam-macam, biasnya para ibu sering membeli dot di warung karena harganya yang tergolong murah. Namun beberapa orang tua belum sepenuhnya memahami jenis dan fungsi dot karena setiap dot yang digunakan harus sesuai dengan usia bayi.
Bayi yang baru lahir tidak mungkin menggunakan dot berukuran besar dan juga lubang tempat keluar susu yang besar, bayi bisa tersedak. Begitu pula dengan bayi yang sudah besar dan memiliki daya hisap lebih kuat tidak mungkin menggunakan dot dengan ukuran lubang kecil, ia akan merasa tidak puas saat minum susu dari botol.

Setiap dot memiliki ukuran yang biasanya terbagi menjadi ukuran S untuk bayi usia 0-3 bulan, M untuk bayi usia 3-7 bulan, dan L untuk bayi usia 7 bulan ke atas, untuk menunjang kebutuhan bayimengkonsumsi sari buah tersedia juga dot yang berbeda. Dot silikon berwarna putih bening dan memiliki tekstur keras, karena itu dot silikon lebih tahan lama dan tidak cepat rusak. Sama dengan dot karet yang berwarna kuning dan lembut, bisa juga digunakan sama seperti dot silikon untuk bayi yang memiliki daya hisap lebih kuat. Dot yang terbuat dari silikon juga menyediakan dot yang bertekstur lebih lembut dari dot silikon biasa, biasa disebut dengan stretcable nipple. Dot ini sangat cocok untuk bayi yang sudah memiliki gigi sempurna. Sedangkan dot peristaltik mampu bergerak sangat elastis, dot ini banyak digunakan oleh dot bermerk. Dot yang memiliki desain lebar dan lentur ini cocok untuk digunakan oleh bayi yang belum tumbuh gigi atau tumbuh gigi yang belum sempurna, sehingga tidak akan melukai gusi bayi.

Dampak dari Stimulasi Otak Tengah



Stimulasi Otak pada Anak

Beberapa tahun belakangan ini, topik pembahasan tentang stimulasi otak tengah ramai diperbincangkan. Berbagai reaksi di kalangan masyarakat pun bermunculan. Ada yang langsung menyetujui keberadaannya, ada yang netral, ada yang tidak tahu menahu dan pastinya ada juga yang tidak setuju. Pembahasan ini, akan mengulas tentang mereka yang tidak setuju dan penyebab ketidaksetujuannya, baik pendapat hasil penelitian para ahli atau spekulasi yang berkembang luas di masyarakat tentang stimulasi otak tengah.
Ketidaksetujuan perihal aktivasi otak tengah tentu bukan tanpa alasan. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa aktivasi otak tengah sama halnya dengan proses telepati dan jebakan hipnotis, yaitu suatu keadaan dimana seseorang dibawa ke alam bawah sadarnya. Merujuk pada beberapa hasil penelitian, bahwa adanya dampak buruk yang diperoleh dari aktivasi otak tengah terhadap beberapa fungsi organ tubuh. Seperti halnya penelitian Musa A. Haxiu dan Bryan K. Yamamoto, kedua ilmuwan ini meneliti otak tengah dari 24 ekor musang jantan. Dan hasilnya adalah pengaktifan otak tengah di daerah periaquaductal gray (PAG), justru menyebabkan otot-otot polos pernafasan mengalami relaksasi yang menghambat proses pernafasan hewan-hewan tersebut.
Tak beda jauh dengan penelitian Musa dan Bryan, Peter D. Larsen, Sheng Zhong dan para ahli yang lainnya, menemukan adanya dampak buruk dari aktivasi otak tengah yaitu perubahan arteri utama, aliran darah di ginjal dan paha, persarafan di daerah bawah jantung, persarafan simpatis, peningkatan denyut jantung serta tekanan darah dan aktivitas persarafan daerah tulang belakang yang menurun. Dan yang tak kalah mencengangkan lagi adalah tulisan Hugo D. Crithley dan Peter Taggart yang mengatakan bahwa induksi lateralisasi pada aktivasi otak tengah dapat menyebabkan mental stres yang akan berpengaruh pada irama denyut jantung atau bahkan bisa menyebabkan mati mendadak. Hal ini dipicu oleh adanya ketidakseimbangan dorongan simpatetikpersyarafan pada jantung.
Sumber:
www.jonbares.wordpress.com/2011/01/04/bahaya-stimulasi-otak-tengah/

Minggu, 03 Februari 2013

Tiga Fakta Air Putih

Air adalah salah satu zat penyusun yang menempati hampir lebih dari 70% tubuh makhluk hidup. Dari jumlahnya yang sangat banyak ini mengisyaratkan fungsi dan peran air yang sangat besar bagi kesehatan tubuh. Kecukupan konsumsi air putih setiap harinya akan berpengaruh terhadap keseimbangan cairan dan metabolisme tubuh secara menyeluruh. Diantara sekian banyak fungsi dan peran air putih yang ada, salah seorang konsultan diet dan kesehatan Sheela Krishnaswarmi menyampaikan tiga fakta kesehatan yang berkaitan dengan air putih bagi tubuh kita. 


Pertama, jumlah air ideal yang harus dikonsumsi. Informasi yang banyak kita ketahui tentang konsumsi air putih setiap harinya adalah delapan gelas per hari. Namun ternyata jumlah tersebut belum tentu sama bagi setiap orang. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, penyakit, usia, rasa haus, dan aktivitas fisik. Jumlah konsumsi air putih yang disarankan sebaiknya adalah 30 ml per kilogram berat badan bagi orang dewasa. 

Kedua, air sebagai perawat organ tubuh. Mengingat fungsi air yang sangat penting bagi tubuh maka kondisi rasa haus harus selalu dijaga agar tidak terjadi secara berlebihan. Dalam kondisi yang cukup air berfungsi untuk membuang toksin pada ginjal, menjaga kelembapan merman mukosa, memperlancar pencernaan, melumasi sendi, menjaga kekentalan darah dan melembabkan kulit.

Ketiga, air dapat mencegah penyakit. Konsumsi air putih yang cukup setiap hari akan membantu melunakkan tinja yang diproduksi oleh tubuh dan menghindarkan tubuh dari kondisi dehidrasi. Kondisi ini akan mempermudah proses ekskresi feses dari tubuh dan mencegah terjadinya sembelit. 

Demikianlah tiga fakta kesehatan konsumsi air putih bagi kesehatan tubuh kita. Menjaga konsumsi air putih dengan teratur setiap harinya adalah investasi kesehatan jangka pendek dan panjang kita.